Ketika sedang melukis Sistine Chapel, Michaelangelo sedang memuat
detil lukisan di sela-sela tembok yang tidak mungkin akan tampak, kalau
tidak diperhatikan dengan jeli.
Oleh seorang pengunjung yang
memperhatikan pekerjaannya, ia pun dikomentari. “Buat apa sih
bersusah-payah menggambari bagian tembok yang orang lain tidak akan
terlalu memperhatikan. Toh, gambar saja area yang akan tampak oleh mata,
orangpun tidak akan terlalu memperhatikan. Kenapa mesti repot-repot”.
Dengan tersenyum Michaelangelo melihat tamu itu lalu berkata, “Orang
lain memang tidak tahu, tapi saya kan tahu! Orang lain memang tidak
melihatnya tapi saya melihatnya!”.
Itulah sebabnya, dikatakan lukisan di
Sistine Chapel merupakan salah satu lukisan terindah dan paling
kompleks dengan detil-detil yang pernah tercatat dalam sejarah.
Nah, kalau Anda adalah pelukisnya, kira-kira apakah Anda akan peduli
untuk melukis area yang tidak terlalu akan diperhatikan. Apakah Anda
hanya menciptakan image yang bagus, tapi ternyata di tempat yang
tersembuyi, ternyata hasilnya berantak dan nggak Anda pedulikan. Itu
berarti, semangat Anda berbeda sama sekali dengan Michaelangelo, sang
pelukis termasyur sepanjang masa. Pelajarilah filosofinya. Memang orang
lain tidak melihat, tetapi sanggupkah mata Anda membiarkan
ketidakbecusan di belakang, ketidakbagusan, ketidaklengkapan serta
ketidaksempurnaan terjadi? Bangunlah semangat sang maestro sejati. Mau
diperhatikan, mau dilihat orang atau tidak. Mau dipuji orang atau tidak,
ukurannya adalah ada pada dirimu sendiri. Jika kamu bisa memberikan
yang terbaik, mengapa berkompromi untuk hasil yang biasa-biasa saja?
Kamu bisa membohongi orang lain, tetapi tidak bisa membohongi dirimu
sendiri!
Sumber : disini